Dalam sebuah hadits yang sahih- Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberikan pelajaran kepada kita tentang pentingnya memahami agama dan menimba ilmu syar’i. Karena menimba ilmu agama merupakan sebab kebaikan dan jalan menuju kebahagiaan. Sebagaimana juga telah dijelaskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu [agama] maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)
Bukan hanya itu, bahkan dengan memahami agama islam lebih dalam dan mempelajari ilmu al-Qur’an dan as-Sunnah akan mengangkat derajat seorang hamba di hadapan Allah. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman diantara kalian, dan juga orang-orang yang diberikan ilmu berderajat-derajat.” (QS. Al-Mujadilah: 11)
Diantara sekian banyak ilmu agama Islam yang kita cintai ini, maka ilmu tauhid atau akidah adalah ilmu yang paling pokok dan paling utama. Karena dengan mengenal tauhid itulah seorang hamba bisa beribadah dengan benar kepada Rabbnya serta mewujudkan tujuan hidupnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)
Para ulama tafsir menerangkan bahwa yang dimaksud beribadah di dalam ayat ini adalah bertauhid. Oleh sebab itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa memprioritaskan dakwah tauhid dalam sepanjang perjalanan hidupnya. Sebagaimana misalnya ketika beliau berdakwah selama di Mekah sepuluh tahun lebih. Begitu pula ketika mengutus sebagian sahabat untuk berdakwah, maka tauhid lah materi paling pokok dan paling wajib yang harus diajarkan terlebih dulu.
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, anda tentu pernah mendengar kisah wafatnya paman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Abu Thalib. Anda juga mengetahui bagaimana besarnya semangat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengajak pamannya itu kepada tauhid. Namun pamannya enggan dan mati di atas kekafiran.
Anda juga tentu pernah mendengar kisah dakwah Nabi Yusuf ‘alaihis salam di dalam penjara tatkala beliau mengatakan kepada kedua temannya di penjara, “Wahai dua orang temanku di penjara ini, apakah sesembahan-sesembahan yang terpecah-pecah/banyak itukah yang lebih baik ataukah Allah Yang Maha esa lagi Maha kuasa?”
Anda mungkin pernah mendengar peringatan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beberapa hari menjelang wafatnya yaitu beliau mendoakan laknat Allah bagi orang-orang Yahudi dan Nasrani karena telah menjadikan kubur-kubur nabi mereka sebagai masjid/tempat ibadah. Beliau peringatkan umat ini agar jangan sampai meniru kesesatan mereka. Tidak lain karena hal itu adalah perbuatan-perbuatan yang merusak akidah dan menghancurkan tauhid dalam diri seorang muslim.
Anda juga mungkin pernah mendengar bagaimana Allah mengisahkan doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, “Wahai Rabbku, jauhkanlah aku dan anak keturunanku dari menyembah patung.” Padahal, Ibrahim ‘alaihis salam adalah kekasih Allah, panglima ahli tauhid, dan pahlawan akidah yang senantiasa dikenang perjuangannya di sepanjang masa oleh umat Islam. Meskipun demikian, beliau sangat khawatir terhadap bahaya syirik. Karena sesungguhnya berhala-berhala itu ‘telah menyesatkan banyak manusia’.
Dari beberapa gambaran sekilas ini kiranya tampak bagi kita bahwa seorang muslim yang baik agamanya harus memiliki perhatian yang besar terhadap tauhid dan akidah. Dia akan sangat khawatir dari ancaman syirik dan kekafiran, terlebih-lebih di masa dimana ranjau-ranjau syirik dan kekafiran itu bertebaran bahkan dipromosikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam itu datang dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing seperti awal kedatangannya. Maka beruntunglah orang-orang yang asing itu.” (HR. Muslim)
Dakwah tauhid yang diserukan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dianggap sebagai suatu yang asing, aneh, dan nyleneh. Sampai-sampai beliau dijuluki sebagai penyair, orang gila, penyihir, dan pendusta! Padahal, tauhid inilah yang menjadi jalan keselamatan dan kebahagiaan bagi umat manusia, namun pada kenyataannya banyak diantara mereka yang justru memusuhi dan memeranginya!
Sehingga muncullah anggapan bahwa dakwah tauhid ‘memecah-belah umat’, dakwah tauhid ‘membuat lari manusia’, dakwah tauhid ‘merusak persatuan’, dakwah tauhid ‘menyuburkan permusuhan dan kebencian’, dan lain sebagainya. Padahal, sebenarnya dakwah tauhid inilah yang akan membahagiakan manusia, menyatukan dan mempersaudarakan mereka.
Kalau demikian peranan tauhid dalam kehidupan manusia layakkah seorang muslim yang taat dan berbudi luhur meremehkan akidah dan menjauhkan umat dari dakwah tauhid yang penuh rahmat ini.
0 Response to "Tanda Kebaikan Agama Seorang Muslim"
Post a Comment